Advertisement

Page Ranking Tool

Rabu, 24 Februari 2010

Minyak Terjungkal, dari US$80 ke US$78/barel

Anjloknya tingkat kepercayaan konsumen di Amerika Serikat turut mengejutkan para pelaku pasar minyak di New York. Setelah beberapa hari kokoh di level US$80/barel, harga minyak akhirnya turun kelas.

Menurut laman harian The Wall Street Journal, dalam perdagangan Selasa sore waktu New York (Rabu dini hari WIB), harga minyak light sweet untuk kontrak April turun US$1,45 (1,8 persen) menjadi US$78,86/barel. Di bursa London, harga minyak Brent turun US$1,36 (1,7 persen) menjadi US$77,25/barel.

Menurut pengamat, para pelaku pasar bereaksi setelah mendapat laporan dari lembaga survei The Conference Board bahwa indeks kepercayaan konsumen di bulan Februari turun, dari 56,5 poin pada bulan lalu menjadi 46 poin. Menurut kantor berita Associated Press, jumlah itu jauh di bawah proyeksi para ekonom yang disurvei Thomson Reuters, yang memperkirakan penurunan tidak lebih rendah dari 55 poin.

Hasil itu menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan konsumen saat ini masih jauh dari harapan untuk memperkuat ekonomi AS. Pasalnya, menurut para pengamat, indeks kepercayaan konsumen harus bisa mencapai poin di atas 90 untuk memastikan percepatan pemulihan ekonomi.

Padahal pemulihan ekonomi otomatis akan membutuhkan konsumsi minyak dalam jumlah besar, baik untuk kendaraan maupun untuk pabrik.

"Bila melihat anjloknya tingkat kepercayaan konsumen seperti demikian, maka timbul keraguan mengenai keberlangsungan pemulihan ekonomi," kata Phil Flynn, pengamat dari PFG Best, seperti yang dikutip di laman stasiun televisi CNN.

Turunnya harga minyak juga dipengaruhi oleh menguatnya kurs dolar atas euro dan pound sterling. Biasanya, harga minyak yang dihitung dalam mata uang dolar akan turun bila kurs dolar menguat.

Dalam beberapa pekan ke depan, menurut Flynn, harga minyak berada di rentang US$70 hingga US$80/barel. Namun harga bisa saja anjlok hingga mencapai US$40/barel di akhir tahun, saat cuaca diperkirakan berlangsung lebih hangat dari periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat mengurangi tingkat permintaan bahan bakar minyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar