Ketua DPR Marzuki Alie diprotes karena disinyalir menutup sidang paripurna secara sepihak tanpa konsultasi dengan pimpinan DPR lainnya. Alhasil, sidang paripurna usai mendengar rekomendasi Pansus Century itu berbuntut kericuhan.
"Saya itu biasanya kalau ada yang menyangkut substansi, pasti saya skors untuk lobi," kata Marzuki Alie di Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa 2 Maret 2020.
Tapi menurut Marzuki, saat itu tidak ada hal yang substantif lagi untuk dibahas. Apalagi untuk dijadikan bahan utama lobi-lobi.
"Karena tidak ada substansi lagi yang mesti dibahas, ya saya ambil keputusan," ujar Ketua DPR dari Fraksi Demokrat ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Pramono Anung, menyatakan Marzuki Alie menutup sidang paripurna sendiri. Pramono, seperti halnya tiga Wakil Ketua DPR lainnya, tidak dimintai konsultasi.
"Saya sendiri terkejut, Marzuki Alie mengetok palu tanpa konsultasi dulu," kata Pramono. "Seharusnya pimpinan sebelum menutup sidang harus konsultasi dulu dengan pimpinan yang lain."
Perdebatan sengit dan hujan interupsi terjadi saat Ketua DPR tidak memutuskan pengambilan voting dan keputusan atas kesimpulan Pansus dilakukan hari ini.
"Berdasarkan keputusan Badan Musyawarah DPR diputuskan hari ini hanya mendengarkan kesimpulan dan rekomendasi Pansus Century," kata Marzuki Alie
Satu per satu anggota DPR maju ke meja pimpinan DPR. Suasana tidak terkendali. Masing-masing fraksi berkerumun ke meja lima pimpinan DPR.
Akbar Faizal dari Hanura bahkan memegang podium pimpinan. Fraksi Golkar juga tak ketinggalan menyerang meja pimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar