Ketua DPR Marzuki Alie membantah bahwa rapat sidang paripurna yang berakhir ricuh itu telah terjadi deadlock alias kebuntuan. Marzuki mengaku telah menuntaskan dua agenda, tanpa ada protes di awal pembukaan sidang.
"Karena tidak ada lagi hal-hal yang substansi maka saya tutup. Tidak ada deadlock. Deadlock itu kalau tidak ada kesepahaman, bila tidak ada titik temu," kata Marzuki Alie di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 2 Maret 2010.
Menurut Marzuki, pada awal pembukaan sidang paripurna, dia sudah membacakan dua agenda yang digelar dalam sidang. Agenda pertama adalah pelantikan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dari Fraksi PAN.
Kedua, adalah laporan Panitia Angket Century dari hasil kerjanya selama ini. "Itu sudah saya sampaikan di awal sidang dan saat itu tidak ada yang mengusulkan perubahan," ujar dia.
Maka itu, Marzuki langsung mengetok palu sebanyak tiga kali untuk menutup sidang paripurna. "Saya pimpin sidang sudah adil kok. Agendanya sudah selesai," tegas dia.
Seperti diketahui, sidang paripurna usai pembacaan kesimpulan Panitia Khusus (Pansus) Angket Century diwarnai kericuhan. Pimpinan DPR diserbu puluhan peserta sidang paripurna.
Kericuhan terjadi sesaat setelah Ketua DPR Marzuki Alie mengetok palu bahwa paripurna DPR hanya mendengar kesimpulan dan rekomendasi dari Pansus Century di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 2 Maret 2010.
Perdebatan sengit dan hujan interupsi terjadi saat Ketua DPR tidak memutuskan pengambilan voting dan keputusan atas kesimpulan Pansus dilakukan hari ini.
"Berdasarkan keputusan Badan Musyawarah DPR diputuskan hari ini hanya mendengarkan kesimpulan dan rekomendasi Pansus Century," kata Marzuki Alie sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar