Badan Narkotika Nasional (BNN) akan mempersempit ruang gerak penyelundupan narkoba dari Malaysia. Untuk itu, BNN akan memisahkan setiap penumpang yang datang dari Malaysia dengan penumpang dari negara lainnya.
"Mulai minggu depan akan buat deterence. Penumpang dari Malaysia akan kita beri pintu masuk atau koridor sendiri," Deputi Pemberantasan BNN, Tommy Sagiman di kantornya, Jakarta, Rabu 19 Mei 2010.
"Pada seluruh pintu masuk (bandara) akan diberlakukan seperti itu. Jalur laut juga akan kita berlakukan seperti itu."
Dia mengatakan, pemberlakuan pemisahan ini disebabkan posisi Malaysia yang sangat penting dalam peredaran narkoba ke Indonesia. Menurut dia, Malaysia adalah tempat transit bagi para pelaku penyelundupan narkoba ke Indonesia. "Oleh karena itu, kita juga akan bekerja sama dengan Malaysia," kata dia.
Sementara itu, Kepala BNN, Goris Mere mengatakan peredaran narkoba dari Malaysia terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama, kata dia, pelaku penyelundupan hanya transit di Malaysia, sedangka narkoba yang akan diselundupkan diproduksi di negara lain. "Pada Desember kemarin datang dari Malaysia, tapi sumbernya sudah kita buktikan asalnya dari Kamboja," kata dia.
Kedua, lanjut dia, narkoba yang diselundupkan masuk dari Malaysia dan pabrik pembuatannya juga berada di Malaysia." "Oleh sebab itu kita kerja sama dengan negara tetangga terutama Malaysia untuk mengawasi selat Malaka. Karena di sana pusat masuknya," kata dia.
Sedangkan para penyelundup narkoba berasal dari beberapa kawasan, tidak hanya berasal dari kawasan Asia Tenggara. Menurut dia, para pengedar itu didominasi oleh pengedar dari kawasan Afrika Barat dan kawasan semenanjung Cina, seperti Cina, Kamboja, dan Thailand. Namun belakangan, pengedar narkoba juga muncul dari kawasan Timur Tengah, terutama Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar