Istana Kepresidenan kembali mempertegas agar para demonstran menghormati simbol-simbol negara. Bila itu tidak diindahkan, dikhawatirkan dapat merusak citra Indonesia di mata internasional.
"Seharusnya perlakuan kita terhadap simbol negara harus dilakukan, karena bagaimanapun hal yang seperti itu tidak memberikan arti apa-apa," kata juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha di Istana Cipanas, Bogor, Jawa Barat, Rabu 3 Februari 2010.
Menurut Julian, demonstrasi saat ini seperti yang mendatangkan kerbau dan menginjak foto Presiden, itu sudah di luar kelaziman atau kepatutan politik. Sudah sepatutnya kepala negara sebagai simbol negara tidak diperlakukan seperti itu.
"Kecuali dikarenakan kita tidak menghargai simbol-simbol negara kita sendiri," ujar mantan Wakil Dekan FISIP UI ini.
Dia menilai, demonstrasi dengan cara seperti itu membawa implikasi kurang menguntungkan. Karena, dunia internasional akan melihat bahwa Indonesia tidak memberi penghargaan yang pantas kepada kepala negara sebagai simbol negara.
Julian menekankan, reaksi di luar negeri justru memberikan penghargaan terhadap Presiden Yudhoyono yang dinilai berhasil. Seperti diketahui, presiden akan menerima penghargaan di Hongkong karena dinilai berhasil menjalankan pemerintahan dengan baik.
Dia menyayangkan persepsi publik soal respons SBY soal demonstrasi yang membawa kerbau. Presiden sesunguhnya menginginkan agar publik sadar bahwa dalam mengisi demokrasi tetap memperhatikan norma dan kaedah kepatutan politik.
Seperti diketahui, komentar SBY disampaikan saat membuka rapat kerja dengan gubernur dan staf presiden di Istana Cipanas, Selasa 2 Februari 2010.
SBY mengaku tidak mempersoalkan aksi tersebut. Tanpa menganggu kebebasan demokrasi, SBY mengingatkan perlunya dijaga pranata sosial, hukum dan perilaku dalam aksi demo.
"Contohnya, banyak orang yang beri masukan, Pak SBY apa cocok dengan speaker keras sekali dikatakan 'SBY maling', 'Boediono maling', 'menteri maling'," kata dia.
Tidak hanya itu, bahkan ada yang membawa kerbau dalam aksinya. "SBY badannya seperti kerbau, foto diinjak-injak di berbagai daerah. Mari kita bahas dengan pikiran jernih karena dunia melihat," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar