Advertisement

Page Ranking Tool

Kamis, 11 Maret 2010

Mengapa Dulmatin di Atas Azhari & Noordin

Abu Wildan menyatakan kemampuan Dulmatin memang lebih baik daripada Dr Azhari dan Noordin M Top. Dulmatin, kata Abu Wildan, memiliki kemampuan teknis sekaligus pengalaman berperang di Pakistan dan Afghanistan.

Abu Wildan mengenal Dulmatin yang dilahirkan di Pemalang tahun 1970 itu di Peshawar, Pakistan. "Saya bertemu kali pada tahun 1991," kata Abu Wildan ditemui VIVAnews di Studio tvOne, Jakarta, Rabu 10 Maret 2010. "Saya sendiri berada di sana sejak 1986 hingga 1992," ujarnya.

Dulmatin, kata Abu Wildan, menuntut ilmu elektro, teknologi dan komputer selama empat tahun di Peshawar. "Semua itu berhubungan langsung dengan perakitan bom," ujar Abu Wildan.

Di saat libur di musim panas, Dulmatin mempraktikkan ilmunya di medan tempur Afghanistan. Pengalaman perang inilah, yang diyakini Abu Wildan, membuat Dulmatin jauh lebih berbahaya daripada Azhari dan Noordin M Top. "Karena mereka berdua berasal dari universitas dan tidak pernah mendapat pelatihan militer," kata Abu Wildan.

Adalah Dulmatin yang dipercaya merancang Bom Bali I bersama Dr Azhari. Dulmatin diduga menjadi otak bom yang dikendalikan dengan telepon genggam yang meledak di diskotek Sari.

Karena itu pula nyawa Dulmatin dihargai sangat mahal oleh pemerintah Amerika Serikat: US$ 10 juta atau Rp 93 miliar. Selain Amerika, Dulmatin dicari Indonesia dan Filipina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar