Advertisement

Page Ranking Tool

Jumat, 05 Maret 2010

Demokrat Tak Berharap Bercerai

Partai Demokrat tidak berharap koalisi beberapa partai yang memerintah hari ini tidak bubar di jalan. Bagi Demokrat, bercerai itu halal, tapi tidak dianjurkan.

"Jadi, sejauh koalisi bisa dijaga, dirawat, dan dipertahankan berdasarkan kontrak dan code of conduct koalisi, saya kira itu yang terbaik," kata Ketua Fraksi Demokrat, Anas Urbaningrum, dalam diskusi di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 5 Maret 2010. "Tapi kalau ada peserta koalisi yang tidak sanggup lagi untuk memegang etika dan komitmen koalisi, ya apa boleh buat."

Anas mengakui, setelah paripurna kemarin, memang ada aspirasi masuk dari konstituen yang mendorong agar reshuffle dilakukan. Aspirasi itu bentuk kekecewaan di tingkat konstituen yang normal dan alamiah.

"Harus diakui, memang ada pemikiran, lebih baik ramping sehat daripada gemuk berlemak. Tapi, lebih baik lagi bila tetap gemuk tapi sehat," ujar Anas.

Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, menyeletuk. "Itu namanya gemuk berotot," ujarnya.

"Ya, betul. Gemuk berotot," Anas lalu terkekeh. "Buat Demokrat, berteman dan bersahabat jauh lebih utama daripada bertengkar. Tapi, bersahabat dengan komitmen, jauh lebih utama lagi."

Dan sekarang, kalau ditanya tentang bagaimana masa depan koalisi, Anas sendiri juga sedang menunggu. Koalisi, ujar Anas, harus dibangun dengan serius dan dengan kesadaran penuh tentang bagaimana membentuk pemerintah efektif yang stabil dan bekerja untuk rakyat. Koalisi tidak dibangun dengan spontan dan serampangan, tapi dengan tujuan yang jelas. Dengan demikian, masa depan koalisi tidak boleh disimpulkan hanya berdasarkan penyikapan atas satu kasus tertentu.

"Saat ini, saat masing-masing partai sudah mendapat kredit politik dari kasus Century, maka ke depan jauh lebih penting untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan partai," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar