Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menilai pernyataan Gerindra akan merapat ke Demokrat demi kepentingan Pemilu 2014, spekulatif.
"Baca dulu pernyataan Gerindra. Jangan mengukur, menilai berdasarkan penyebutan nama," kata Fadli Zon dalam perbincangan dengan VIVAnews, Senin 1 Maret 2010 malam.
Kata Fadli Zon, Gerindra bukan penghianat rakyat. "Kita tidak menghianati kepentingan rakyat, tidak mengingkari hati nurani rakyat," tegas dia.
Pernyataan bahwa Gerindra berkepentingan dengan Demokrat dalam Pemilu 2014, kata Fadli Zon, tidak berdasar.
Bagaimana dengan informasi keputusan Gerindra dipengaruhi jenderal-jenderal tua yang dekat dengan SBY? "Nggak ada, Gerindra tetap pada pernyataan semula," kata Fadli Zon.
Fadli Zon mengatakan partainya tetap konsisten dalam sikapnya dan proporsional.
Sebelumnya, Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menilai Fraksi Gerindra memegang kunci paling penting.
"Fraksi ini yang menentukan titik balik sikap DPR ini," kata dia. Saat ini, menurut dia, Fraksi Partai Demokrat mendapat kekuatan dari PKB, PAN, dan PPP. Kekuatan barisan Demokrat dengan menilai pengambilan kebijakan bail out tidak bermasalah mencapai sekitar 46 persen.
"Jika Gerindra masuk, kekuatan ini akan menjadi 51,07 persen. Ini sudah cukup bagi Demokrat," kata dia.
Di sisi lain, Gerindra banyak kepentingan untuk masuk barisan Demokrat, salah satunya adalah Pemilu 2014.
"Kalau Prabowo dan Gerindra masuk, Demokrat akan berutang luar biasa besar kepada Gerindra pasca perlawanan mitra koalisi seperti Golkar dan PKS," kata dia.
Selain itu diduga ada kedekatan Prabowo Subianto dengan SBY, karena satu angkatan di militer.
***
Dalam pandangan akhir yang dibacakan Rabu 24 Februari 2010, Gerindra meminta kepolisian dan kejaksaan untuk memeriksa pihak-pihak yang diduga melakukan tindakan pidana pada kasus PT Bank Century Tbk.
"Mereka di antaranya adalah jajaran dewan gubernur BI, termasuk gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur," kata Juru Bicara Fraksi Gerindra di Pansus Century, Ahmad Muzani di gedung DPR saat itu.
Fraksi Gerindra menilai data yang disampaikan BI terhadap indikator keuangan Bank Century tidak akurat.
Kondisi itu memicu keputusan yang juga tidak akurat dari KSSK terhadap penetapan Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik.
"Indikator pelanggaran juga terjadi sebelum merger dan akuisisi tiga bank menjadi Bank Century hingga saat penetapan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik," kata dia.
Selain itu, Gerindra juga minta agar aparat memeriksa komisioner dan ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), manajemen lama dan baru Bank Century.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar