Advertisement

Page Ranking Tool

Rabu, 18 Agustus 2010

Andi Arief: Meski Ngawur, Jangan Larang Ruhut

VIVAnews - Staf Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief, juga tidak sependapat dengan usulan Ketua Divisi Hubungan Komunikasi Partai Demokrat Ruhut Sitompul, agar dilakukan amandemen undang-undang untuk memperpanjang masa jabatan Presiden. 

"Saya kira ide itu bisa diartikan macam-macam, bisa disebut ngawur, bisa disebut membawa kepentingan tertentu dan lain-lain," kata Andi Arief dalam keterangan kepada VIVAnews, Rabu 18 Agustus 2010.

Andi Arief memang tidak sependapat dengan ide Ruhut yang satu ini. Kendati demikian, Andi  menekankan jangan pernah melarang seseorang untuk menyampaikan usulan.

"Satu hal, jangan larang Ruhut melontarkan gagasan itu. Biarkan, nanti apakah itu jalan keluar bagi bangsa ataukah malah menjadi beban. Nanti bisa dikaji bersama," beber Andi.

Andi mengingatkan, bukanlah hal yang mudah bagi SBY untuk menjadi presiden selama dua periode. Karena, sistem presidensial yang berdiri di atas multi-partai, dan sistem koalisi yang berubah itu sulit memungkinkan satu partai mendapat 50 persen lebih.

Belum lagi situasi politik dengan peta baru di daerah karena adanya sistem desentralisasi dan pemilihan langsung. Situasi ekonomi yang masih labil juga menjadi salah satu tantangan presiden selama dua periode.

"Masih sering terjadi aroma pergantian di tengah jalan dan selalu muncul percobaan-percobaan itu, karena tidak ada partai mayoritas," ujar Staf SBY bidang Bencana Alam dan Penanganan Sosial ini.

Seperti diketahui, Ruhut mengakui ide ini sudah disampaikan kepada SBY sejak lima bulan lalu. Saat itu, Ruhut justru mendapat nasihat khusus dari SBY.

"Ide ini sudah saya bicarakan dengan Pak SBY kira-kira lima bulan lalu. Saya bicarakan itu saat sedang ramainya Pansus Century," kata Ruhut kepada VIVAnews, Rabu 18 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar