Advertisement

Page Ranking Tool

Jumat, 22 Januari 2010

Haiti Bangun Kembali Perekonomian

Warga Haiti kini berusaha bangkit dan membangun kembali perekonomian mereka yang hancur diguncang gempa berkekuatan 7 Skala Richter, Selasa pekan lalu. Ini dipastikan tidak akan mudah.

Sejak pekan lalu, harga-harga barang kebutuhan sehari-hari meningkat lebih dari 50 persen. Harga lilin naik hingga 60 persen, sementara korek api 50 persen. Harga daging ayam olahan melambung sampai 30 persen.

Sementara itu, kegiatan ekspor dan impor juga terhenti karena penutupan pelabuhan. Sistem perbankan dimatikan untuk menghadapi ancaman perampokan. Gempa merusak Departemen Keuangan dan sebagian bank sentral. Lindu juga menewaskan pejabat finansial senior seperti direktur Badan Perpajakan Haiti, Jean Frantz Richard.

"Gempa bisa membuat pendapatan nasional bruto menurun hingga 50 persen. Bank tutup, dan kami terpaksa harus melewati Republik Dominika untuk melakukan ekspor impor," kata mantan menteri keuangan, Daniel Dorsainvil seperti ditulis laman harian The New York Times.

Meski berjuang, beberapa problem ekonomi mendasar telah dapat diatasi. Bahan bakar telah tersedia di tempat penjualan resmi sehingga dapat mencegah penggelembungan harga di pasar gelap. Bantuan dari warga Haiti yang tinggal di luar negeri telah mengalir setelah kantor penyedia layanan pengiriman uang Western Union membuka kembali cabangnya di Port-au-Prince.

Pemerintah Haiti dengan bantuan negara lain berusaha menyelesaikan masalah lain, terutama kekurangan likuiditas. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pembangunan (UNDP) memberi bantuan dengan membuat program padat karya selama dua pekan.

Program ini diperkirakan dapat menyuntikkan dana US$ 4 juta ke perekonomian Haiti. Sekitar 400 orang akan mulai bekerja minggu ini dan akan dibayar US$ 3 per hari. Mereka akan bekerja membersihkan jalan dan mengumpulkan jenazah untuk dimakamkan atau dibakar.

"Ekonomi Haiti terhenti total. Kami berharap program suntikan dana kami dapat menggerakkan perdagangan dan ekonomi," kata Direktur UNDP Haiti, Eric Overvest.

Sebelum gempa, perekonomian Haiti tidak dapat dikatakan cemerlang. Lebih dari 70 persen rakyat Haiti bertahan hidup dengan US$ 2 per hari. Namun tahun lalu, ekonomi Haiti mengalami pertumbuhan pesat yakni sekitar 2,9 persen. Ini dipicu meningkatnya belanja publik, penghapusan utang luar negeri, dan perkembangan industri tekstil yang menyumbang lebih dari 90 persen dari pendapatan ekspor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar