Advertisement

Page Ranking Tool

Jumat, 29 Januari 2010

"Nilai 100 Hari Kinerja dengan Objektif"

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh ikut memberikan komentar mengenai demonstrasi besar-besaran yang menganggap Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono gagal di 100 hari pertama. Nuh melihatnya dari perspektif pendidikan, dan berharap memberikan penilaian secara objektif.

Hal ini dikatakan M. Nuh di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 27 Januari 2010. "Kami ingin membangun pola pikir yang objektif. Kalau tiap orang dievaluasi objektif juga enak. Kalau dapat nilai 10 ya kasih 10, dapat 5 kasih 5," kata dia.

Menurut Nuh, penilaian objektif tersebut juga harus mempunyai indikator yang jelas. "Soalnya harus jelas, waktu penilaian juga jelas dalam 1 jam, 1 tahun atau 5 tahun," ujar Nuh. Pihak yang memberikan penilaian juga dianggap Nuh harus memiliki kewenangan dan kemampuan.

Nuh kemudian memberikan contoh penilaian 100 hari yang dilakukan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Nuh menganggap penilaian itu memiliki parameter keberhasilan yang jelas.

Dalam memberikan penilaian terhadap kinerja Pemerintah, Nuh berharap tidak dilakukan berdasarkan suka atau tidak suka. "Jangan terjebak like dan dislike," ucap mantan rektor Institut Teknologi Surabaya ini.

Dalam analogi Nuh, perspektif ini sama seperti kondisi seorang saat masih menikah atau bercerai. "Saat masih menikah, suami menyebut istrinya yang kurus dengan langsing. Kalau istrinya gemuk, dibilang segar. Tapi kalau melihat dalam 'divorce value' apapun dinilai jelek," tutur Nuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar