Alasan terkuat melakukan bail out terhadap Bank Century adalah risiko dampak sistemik yang muncul jika bank yang sebagian sahamnya dikuasai Robert Tantular itu kolaps. Pertanyaan, mengapa saat Bank IFI kolaps awal 2009, tak muncul dampak sistemik yang dicemaskan?
Itulah pertanyaan anggota Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century, M Romahurmuziy, kepada ekonom M Chatib Basri dalam rapat Pansus di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 21 Januari 2010.
"Sekitar bukan Februari 2009, ada pressure, exchange rate sudah mengalami penurunan," ekonom Universitas Indonesia itu menjawab. "Pressure dari krisisnya sudah tidak sebesar pada periode November 2008. Karena kebijakan yang dilakukan BI adalah menurunkan interest rate, sehingga exchange rate menjadi lebih baik," ujarnya.
Kemudian, pada konteks Bank IFI, pemerintah juga memberi penjaminan deposito dari Rp 100 juta ke Rp 2 miliar. "Paling tidak menghindari penarikan uang," ujar Chatib.
Kemudian, untuk menentukan sistemik atau tidak ada tiga hal. "Pertama, too big too fail. Kedua, interconnected. Ketiga, assymetric information (informasi asimetris)," kata Chatib.
"Yang paling tahu kondisi bank adalah pemiliknya. Saat bank itu ditutup, maka saya yang nasabah di situ -- karena saya tidak punya informasi -- maka saya akan tarik uang saya dari situ. Dan nanti semua orang akan ikut melakukan hal yang sama. Jadi kalau ada seseorang yang withdraw (menarik) uang, maka yang lain akan mengikuti," kata Chatib.
http://forum.komunitasindo.com/showthread.php?p=4692#post4692
Tidak ada komentar:
Posting Komentar