Bilqis Anindya Passa telah pergi. Bocah itu meninggal akibat gagal nafas (respiratory failure) sebelum sempat menjalani operasi cangkok hati.
Bilqis kini telah dimakamkan di TPU Kawi-kawi, Johar, Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, siang tadi. Jenazah Bilqis digendong sang kakek menuju pemakaman yang jaraknya 2 kilometer dari rumahnya.
Ayah Bilqis, Donny Ardianta Passa menceritakan saat-saat terakhir putrinya.
Kata dia, Bilqis mengalami gangguan pernafasan berat, dia lalu dibantu alat. "karena kondisinya panas, demam terlalu tinggi, dia nggak bisa nafas, dia akhirnya meninggal," kata Donny usai pemakaman Bilqis, dalam wawancara dengan tvOne, Minggu 11 April 2010.
Meski belum jelas kapan seharusnya Bilqis dioperasi, Donny mengatakan tim dokter dari Singapura telah datang. "Dalam seminggu kalau membaik akan segera dilakukan transplantasi," kata dia.
Meski Bilqis telah berpulang, Donny berharap nasib putrinya tak dialami anak-anak lain.
Koin cinta Bilqis yang telah terkumpul bisa dimanfaatkan untuk membantu anak-anak lain yang bernasib sama dengan Bilqis.
"Masih ada Bilqis-bilqis lain yang memerlukan harapan dengan pengobatan cepat tanpa harus pusing dengan biaya," kata dia.
Bilqis dirawat di RSUP Kariadi sejak 2 Februari untuk menjalani persiapan operasi. Ia tak bisa langsung menjalani operasi karena berat tubuhnya masih kurang 0,2 kilogram dari syarat yang diajukan tim dokter yaitu 9 kilogram.
Dengan biaya operasi mencapai Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar, RSUP Kariadi telah menyiapkan tim untuk melakukan operasi Bilqis. Tim dokter terdiri dari spesialis bedah, spesialis anak, spesialis anestesi, spesialis radiologi, spesialis laboratorium, dan spesialis hematologi.
Semalam, jenazah Bilqis diterbangkan dengan pesawat Garuda dari Semarang menuju Jakarta. Ia disemayamkan di rumah duka, Jalan Kramat Sentiong, Gang Masjid E 87 F RT 07 RW 6, Sentiong, Jakarta Pusat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar