Advertisement

Page Ranking Tool

Selasa, 18 Mei 2010

Maestro Keroncong Gesang Makin Kritis

Setelah lima hari terbaring lima hari di rumah sakit, kondisi sang maestro keroncong, Gesang Martohartono (92), makin kritis.

Gesang dilarikan dari ruang perawatan Firdaus 5 ke ruang gawat darurat sejak Minggu sore, 16 Mei 2010. Saat itu, kondisinya sudah semakin menurun. Tekanan darahnya bahkan mencapai 80.

Gesang terlihat terkulai lemah, pandangannya tampak kosong. Berdasarkan pantauan VIVAnews, ketika diajak komunikasi, respons pencipta lagu keroncong Bengawan Solo itu sudah tidak klop. Pihak keluarga berkali-kali meminta pembesuk untuk mendoakan Gesang.

“Saya minta, nggih, doanya kepada seluruh dunia. Pokoknya yang terbaik. Kalau memang mau diambil pun dengan cara yang terbaik,“  kata keponakannya, Yuniarti, dengan nada pasrah, Senin malam, 17 Mei 2010.

Menurut Yuniarti, kondisi Gesang memang semakin memburuk. Hari Minggu kemarin, sekitar pukul 11.30, selang infusnya dicopot oleh pihak rumah sakit, lantaran pergelangan tangan Gesang membengkak.
Ketika itu, sang pencipta lagu Jembatan Merah sempat minta minum kopi. Tapi saat itu tak ada kopi, yang ada cuma teh. Gesang pun meminumnya.

“Habis itu Pakde (Gesang, red) malah mau makan sedikit. Bahkan bersenda gurau dengan keponakan-keponakan yang pada saat itu sedang berkumpul. Pakde juga bernyanyi dengan syair ‘selamat tinggal, selamat jalan’, “ kata Yuniarti.

Setelah itu kondisi Gesang mendadak drop. Sekitar pukul 14.00 WIB tekanan darahnya turun hingga 80. “Menurut perawat jantung dan ginjalnya mengalami gangguan. Karena memang faktor usia, “ ujar Yuniarti.
Di ruang gawat darurat, sang maestro keroncong masih tampak tergolek lemah ditemani selang-selang infus dan oksigen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar