Advertisement

Page Ranking Tool

Sabtu, 22 Mei 2010

Makotek Penolak Bala di Hari Raya Kuningan

Berbagai macam cara dilakukan umat Hindu Bali untuk merayakan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada Sabtu 22 Mei 2010 ini. Salah satunya tradisi "Makotek" di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung.

Tradisi ini untuk memperingati kemenangan Kerajaan Mengwi saat perang melawan kerajaan Blambangan dari Banyuwangi. Ida Bagus Gede Mahadewa, Ketua Kertha Desa, mengatakan bahwa warga desa percaya perang Makotek dapat menjauhkan segala bentuk bencana.

"Dulu tradisi ini pernah ditiadakan, tapi kemudian ada bencana menimpa warga kami, bahkan tiba-tiba ada 11 orang meninggal," katanya. Setelah peristiwa itu, tradisi ini dilakukan kembali oleh warga Desa Munggu, namun tidak menggunakan tombak, melainkan kayu.

Nama makotek berasal awalnya berasal dari suara kayu yang saling bertabrakan saat disatukan menjadi bentuk gunung yang menyudut. "Makotek timbul dari suara kayu-kayu yang digabung jadi satu, bunyinya tek.. tek.. tek.. Sebenarnya tradisi ini bernama grebek yang artinya saling dorong," ujarnya.

Perang Makotek dilakukan oleh ratusan kaum pria warga desa Munggu dari umur 13 tahun hingga 60 tahun.  Umumnya atraksi ini dilakukan sore hari, dengan cara menggabungkan puluhan kayu sepanjang 3,5 meter dari pohon pulet hingga membentuk kerucut, kemudian salah satu pemuda menaiki kayu hingga berada di ujung dengan posisi berdiri. Ini juga dilakukan oleh kelompok lain yang nantinya kedua kelompok tersebut akan dipertemukan untuk berperang layaknya panglima perang. Meski cukup berbahaya namun tradisi ini dianggap menyenangkan. Bahkan beberapa orang yang mencoba naik ke atas kayu terjatuh dan ada pula yang tersangkut di pohon.

Sebelum memulai atraksi ini peserta terlebih dahulu melakukan persembahyangan bersama di Pura desa, dengan dipercikkan air suci. "Atraksi ini ada pantangannya. Peserta yang ikut tidak boleh ada yang keluarganya sedang meninggal, dan istrinya melahirkan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar