Advertisement

Page Ranking Tool

Selasa, 18 Mei 2010

Spesies Baru Kodok Pinokio Ditemukan di Papua

Luar biasa keanekaragaman yang dimiliki Indonesia. Ilmuwan baru-baru ini menemukan spesies baru kodok berhidung mirip tokoh kartun, Pinokio -- bisa memanjang dan mengempis.

Kodok itu adalah satu dari selusin spesies baru yang ditemukan di pegunungan terpencil di Indonesia, Pegunungan Foja, Memberamo, Papua.

Ilmuwan juga menemukan beberapa jenis mamalia baru, seperti Walabi terkecil di dunia, kelelawar yang memakan sari-sari tumbuhan hutan hujan tropis, tikus raksasa berbulu, serangga, serta beberapa hewan lain -- termasuk gargoyle mirip tokek bermata kuning

Penemuan ini yang dihasilkan dalam survei yang dilakukan Conservation International.

Pegunungan Foja, yang bisa diklasifikasikan sebagai suaka margasatwa, memiliki luas 300.000 hektar hutan hujan yang belum terjamah aktivitas manusia.

Tim yang terdiri dari 17 ilmuwan dan 30 aktivis alam lokal menemukan satuan binatang -- yang di antaranya diyakini baru dalam ilmu pengetahuan.

Paul Oliver, ilmuwan dari University of Adelaide, secara tak sengaja melihat Kodok 'Pinokio' itu duduk di kantong beras di perkemahan tim.

Selama survei, tim juga menemukan Walabi -- jenis terkecil dalam keluarga Kanguru. Juga kupu-kupu hitam putih yang ditemukan bersama tikus pohon dan merpati kaisar dengan warna unik -- warna karat, putih, dan abu-abu.

Ekspedisi ini dilakukan pada November 2008, sementara kisah penemuan ini dimuat dalam edisi bulan Juni majalah National Geographic -- lengkap dengan foto-foto hasil bidikan Tim Laman, fotografer satwa liar.

Penemuan spesies baru ini diumumkan seminggu setelah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, bahwa pemerintah dunia telah gagal memenuhi target untuk menghentikan laju spesies yang hilang.

"Walaupun hewan dan tumbuhan yang musnah di seluruh dunia pada kecepatan yang tak pernah dilihat dalam jutaan tahun, penemuan ini benar-benar luar biasa dan berita positif yang kita harapkan," kata Bruce Beehler, seorang ilmuwan riset senior di Conservation International.

"Tempat seperti ini adalah masa depan. Ini menunjukkan bahwa belum terlambat untuk menghentikan krisis kepunahan spesies saat ini."

Conservation International berharap dokumentasi satwa liar yang unik dari Pegunungan Foja akan mendorong Pemerintah Indonesia meningkatkan perlindungan di area tersebut.

Pegunungan Foja berpredikat sebagai "Lost World". Tanpa akses jalan dan nyaris tak terjamah. Tempat itu adalah inkubator yang sempurna untuk keanekaragaman hayati.

Untuk masuk wilayah itu, tim Conservation International diturunkan dengan helikopter. Tim menghabiskan waktu empat minggu menjelajahi pegunungan, hingga sejauh 2.200 meter.

Indonesia memiliki tingkat kerusakan hutan tercepat di dunia. Sejak tahun 1950, lebih dari 74 juta hektar telah hancur. Deforestasi dan budidaya lahan gambut juga membuat negara ini menjadi penghasil rumah kaca terbesar ketiga di dunia, setelah China dan Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar