Advertisement

Page Ranking Tool

Kamis, 25 Februari 2010

Demokrat Tukar Golkar-PKS dengan Gerindra?

Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera menjadi dua partai penjuru tindak lanjut Kasus Bank Century. Meski bagian dari koalisi pemerintahan, kedua partai ini justru berbeda sikap dengan Partai Demokrat.

Sekretaris Jenderal Demokrat, Amir Syamsuddin, kepada tvOne mengatakan, jangan mengaku koalisi kalau justru tidak akur dengan pemimpin koalisi. Apakah ini sinyal Demokrat mendesak kocok ulang koalisi?

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi melihat Demokrat memang sedang menggodok format koalisi ramping dengan membuang Golkar dan PKS dari koalisi. Supaya kuat, Demokrat akan merangkul Partai Gerakan Indonesia Raya.

"Kekuatan SBY di DPR akan disokong Demokrat, PAN, PPP, PKB dan Gerindra dengan total dukungan 50,89 persen," kata Burhan. "Meski postur lebih kecil, Demokrat merasa lebih solid karena koalisi tambun sebelumnya dianggap tidak moncer menghadapi kasus Century," ujar peneliti senior Lembaga Survei Indonesia itu.

Indikasi merapatnya Gerindra sudah terbaca dengan sikap akhirnya di Pansus Century dan makin mesranya hubungan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dengan SBY. "Prabowo menjenguk ibu SBY," kata Burhan menceritakan kejadian Rabu 24 Februari 2010 kemarin.

Prabowo juga satu angkatan dengan SBY di Akabri. Kemudian sejarah masa lalu Prabowo yang kelam dengan Wiranto membuat Gerindra sulit satu kongsi dengan Hanura.

Gerindra sendiri membantah sikapnya yang tak menyebut nama dalam pandangan akhir sebagai hasil kesepakatan dengan kubu pendukung bail out. "Saya pastikan nggak ada dal dil dul del dol secuil pun," ujar Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani.

Format koalisi baru ini, kata Burhan, bisa melemahkan semangat Golkar dan PKS karena secara matematika politik sudah di atas single majority. Sementara untuk membentuk koalisi oposisi, PKS sendiri sulit akur dengan PDIP karena alasan ideologis. Golkar juga by nature tidak punya potongan oposisi karena banyak kepentingan bisnis elite Golkar yang akan terganggu.

Artinya, "Kocok ulang koalisi ini potensial memandulkan sikap Golkar dan PKS di sidang paripurna nanti. Mereka bisa balik badan," kata Burhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar