Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dinilai sebagai menteri yang penuh kontroversi dalam lebih kurang 100 hari masa kerja Kabinet Indonesia Bersatu. Penilaian itu setidaknya ditabalkan oleh Pengamat Politik Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi dan Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo saat berbicara pada diskusi "Kontroversi RPM Konten Multimedia", di Jakarta, Sabtu (20/2/2010).
Burhanuddin mengatakan, sejumlah lontaran Tifatul kerap memancing kontroversi. "Sekarang soal RPM Konten Multimedia, sebelumnya soal RPP Penyadapan, pernyataan soal pemakzulan, dan soal bagi-bagi Blackberry. Maka cocok kalau disebut sebagai "The Most Controversial Minister"," kata Burhan.
Pernyataan Tifatul bahwa ia tak mengetahui adanya uji publik RPM tersebut, dianggap Burhan menunjukkan komunikasi yang macet di kementerian yang seharusnya menjadi jembatan komunikasi yang efektif bagi kebijakan-kebijakan pemerintah. "Saya melihat Pak Tifatul justru membela dirinya sendiri dan melempar tanggung jawab ke anak buahnya yang sudah mengunggah RPM tanpa sepengetahuan Pak Tif," ujar Burhan lagi.
Sementara itu, Anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo mengungkapkan, Kementerian Kominfo harus menjalankan fungsinya sebagai public service information centre. Kemkominfo seharusnya membantu pemerintah jika terjadi kesenjangan informasi. "Kemkominfo harus dikembalikan menjadi public service information centre, humas yang efektif bagi pemerintah. Tapi dalam 100 hari ini hanya penuh kontroversi dan salah satu sumbernya Menteri Kominfo. Sehingga ada plesetan, Kominfo itu Kementerian Kontoversi dan Disinformasi," kata Agus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar