Advertisement

Page Ranking Tool

Senin, 29 Maret 2010

Rusia Kurangi Dua Zona Waktu

Rusia selama ini dikenal sebagai negara yang miliki 11 zona waktu. Namun, pemerintah Rusia, Minggu 28 Maret 2010, memutuskan untuk mengurangi dua zona waktu.

Perubahan itu berarti wilayah paling timur Rusia, yaitu Chukotka - yang berdekatan dengan negara bagian Alaska, Amerika Serikat - kini hanya maju sembilan jam dari ujung barat Rusia, yaitu Kaliningrad - yang diapit oleh Lithuania dan Polandia. Sebelumnya, perbedaan waktu antara Chukotka dan Kaliningrad adalah 10 jam.

Presiden Dmitry Medvedev juga memutuskan bahwa dua wilayah yang bagian tengah Rusia, Samara dan Udmurtia, kini memiliki waktu yang sama dengan Moskow. Perubahan zona waktu itu sudah berlaku jelang Minggu dini hari, saat mayoritas rakyat Rusia mengalami pergantian waktu ke siang hari. Penduduk di wilayah yang mengalami pergantian waktu tidak menggerakan jarum jam mereka sejam lebih maju.

Medvedev telah berinisiatif mengurangi dua zona waktu di Rusia saat berpidato pada November tahun lalu. Kebijakan itu memicu sejumlah kritik bahwa dia hanya mengurusi masalah kecil sekaligus mengabaikan isu-isu yang lebih penting bagi Rusia saat ini.

Namun, Medvedev menilai bahwa perubahan zona waktu akan membantu wilayah-wilayah terpencil untuk berkomuniskasi secara lebih efisien dengan pemerintah pusat. Waktu tempuh perjalanan pun bisa menjadi lebih singkat serta bisa memperbaiki posisi internasional Rusia.

"Kebijakan ini juga bisa memperkuat posisi Rusia sebagai penghubung dalam infrastruktur informasi global," kata Medvedev dalam pertemuan dengan para menteri dan gubernur.

Kendati demikian, perubahan zona waktu juga mendapat protes dalam masyarakat di Rusia. Sebuah petisi lewat internet, dengan dukungan 13.000 orang, menolak alasan pemerintah bahwa zona waktu harus diubah untuk membuat perjalanan menjadi lebih mudah.

"Perjalanan bisa berlangsung ke banyak kawasan di Rusia dan dunia dimana waktu, seperti yang Anda ketahui, terkait jauh dari Moskow," demikian bunyi petisi itu. Para pengritik menilai bahwa mengubah waktu di Samara akan membuat wilayah itu tertinggal dua jam dari kawasan tetangga di bagian timur.

Selain itu, waktu matahari terbenam di musim dingin di Samara akan terasa lebih cepat sehingga menyusahkan rutinitas penduduk. "Saat musim dingin, kegelapan bisa saja terjadi pada jam makan siang dan ini membuata suasana tidak nyaman dan tidak bisa diterima secara psikologis," demikian bunyi petisi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar