Tarian Poco-poco berhasil memancing para perempuan di Kota Pardubice, Ceko, untuk turut bergoyang. Mereka menikmati tari pergaulan dari Sulawesi yang diajarkan oleh para penari binaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Praha.
Goyang Poco-poco menjadi sajian pamungkas pagelaran budaya "Multicultural Week" di Pardubice, Minggu 21 Maret 2010. Selama satu minggu, 15-21 Maret, Pardubice menyelenggarakan rangkaian pertunjukan internasional yang diikuti berbagai negara. Merek adalah Mongolia, Vietnam, Armenia, Azerbaijan, Kyrgyzstan, Kazachstan, Tajikistan, Perancis, dan Georgia.
Menurut siaran pers KBRI Praha, Indonesia mendapat kehormatan untuk tampil menutup acara tersebut dengan pameran Batik serta pertunjukan tari tradisional.
Sejak Minggu siang, sejumlah masyarakat kota Pardubice telah mengikuti workshop pembuatan Batik yang diselenggarakan di Sekolah Seni Pardubice. Helena Hoskova, mantan penerima beasiswa Darmasiswa yang belajar di ISI Yogyakarta, memberikan pelatihan tentang pembuatan Batik mulai dari memperkenalkan peralatan membatik seperti canting, malam, dan proses membuat pola.
Para peserta workshop juga diberi kesempatan untuk menorehkan malam di kain yang telah dibagikan. Sementara Sona Cermakova, yang juga alumni Darmasiswa UGM Yogyakarta, memberikan penjelasan mengenai pembuatan Batik kepada para peserta tersebut.
Selepas workshop semua peserta dapat melihat koleksi kain Batik tulis dan cap yang dipamerkan. Mereka juga dipertunjukkan berbagai penggunaan kain Batik melalui peragaan busana yang diperagakan oleh masyarakat Indonesia di Ceko.
Pada peragaan busana itu, Batik dipertunjukkan sebagai bagian pakain daerah, pakaian kerja, sampai pakaian santai. Mereka tampak terkagum-kagum ketika ternyata Batik juga cocok dipadankan dengan celana jeans dan bisa untuk bersantai di musim panas.
Malamnya, masyarakat Pardubice dihibur dengan berbagai tari tradisional di Gedung Teater 29. Para penari Sanggar Sekar Melati binaan KBRI Praha mempertunjukan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Diawali dengan Tari Cendrawasih dari Bali, lalu tari Kayau dari Kalimantan, kemudian Rantak dari Sumatra Barat, dan Saman dari Aceh.
Sebagai penutup, diperkenalkan Tari Poco-Poco. Masyarakat yang memenuhi gedung tersebut diajak belajar menari Poco-Poco. Kegembiraan tampak mewarnai wajah mereka karena mereka ternyata menikmati tarian dari Sulawesi tersebut. Beberapa peserta yang sudah lancar nampak menikmati gerakan-gerakan energik yang mereka pelajari.
Jiri Binder, pejabat kota Pardubice, mengatakan bahwa tim Indonesia berhasil menghadirkan suasana meriah dan hangat dengan mengajarkan tari Poco-Poco tersebut. Jiri juga mengatakan bahwa keberhasilan mendekatkan budaya Indonesia ini akan selalu diingat oleh masyarakat kota Pardubice.
Sementara itu Azis Nurwahyudi, Counsellor Pensosbudpar dari KBRI Praha, tidak lupa mempromosikan Indonesia dengan membagikan brosur pariwisata Indonesia dan mengajak mereka berkunjung ke tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar