Petualangan gembong teroris, Dulmatin berakhir di Warnet Multiplus, Pamulang. Kata Polisi, Dulmati terpaksa dilumpuhkan karena melawan dengan senjata revolver.
Tak hanya jadi buron di Indonesia, tiga negara lainnya, Amerika Serikat, Australia, dan Filipina menempatkan pria berjuluk 'genius' itu dalam daftar orang paling dicari.
Berikut ini fakta-fakta menarik tentang Dulmatin.
* Dulmatin adalah senior di kelompok Jamaah Islamiyah. Dia diyakini membantu para otak pelaku Bom Bali 2002 yang menewaskan 202 orang.
*Dulmatin lahir di Desa Petarukan, Kecamatan Petarukan, Pemalang, 6 Juni 1970. Saat meninggal di Pamulang, Dulmatin hampir berusia 40 tahun.
* Dulmatin kerap memakai nama alias untuk menghindari penyergapan, diantaranya Joko Pitono, Noval, Joko Pitoyo, Abdul Matin, Pitono, Muktamar, Djoko.
Keluarga Dulmatin mengenalnya sebagai Amar Usmanan.
Salah satu nama alias terakhirnya -- yang menggiring dia ke maut adalah Muhammad Yahya. Di kalangan Jamaah Islamiyah, dia juga dikenal dengan julukan 'genius'.
*Pemerintah Amerika Serikat menawarkan uang sebesar US$ 10 juta atau setara Rp 93 miliar bagi siapa yang bisa memberikan informasi yang bisa menggiringnya ke tahanan. Amerika Serikat mendeskripsikan Dulmatin sebagai 'spesialis perakit bom yang pernah menjalani pelatihan di kamp Al Qaeda di Afganistan.'
*Menghindari kejaran aparat, Dulmatin pergi ke Filipina Selatan pada 2003, mencari perlindungan pada Moro Islamic Liberation Front (MILF). Namun, perlindungan pada Dulmatian mengendur saat MILF berunding soal perdamaian dengan pemerintah di Manila. Dulmatin lalu mencari perlindungan pada kelompok Abu Sayyaf -- yang diduga berafiliasi dengan Al Qaeda di Jolo.
*Aparat Filipina meyakini Dulmatin melatih anggota kelompok militan cara merakit bom. Dia diduga merancang serangan ke Filipina Selatan, sambil terus meningkatkan kontak dengan rekan-rekannya di Indonesia melalui internet.
*Dulmatin diduga pernah terluka dalam kontak senjata antara militan dan angkatan bersenjata Filipina di Jolo. Empat anaknya di temukan dalam lokasi konflik. Lalu, istri Dulmatin membawa anak-anaknya pulang ke Indonesia.
*Dulmatin memiliki enam anak dari perkawinannya dengan Istiadah. Anak bungsunya, Nusaibah lahir di Mindanao 10 Oktober 2003.
* Pada 2008, aparat Filipina menemukan jenazah pria yang diduga sebagai Dulmatin. Namun, itu terbukti salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar