Dulmatin alias Joko Pitono alias Yahya Ibrahim selalu menggunakan nama paslu untuk menyamarkan identitasnya. Sejumlah alamat yang digunakan pria dengan julukan 'si genius' ini juga tidak pernah tercacatan secara resmi.
Berdasarkan keterangan resmi dari Mabes Polri yang disampaikan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Dulmatin tercacat sebagai warga Jalan Masjid Fatul Gafur RT 01 RW 04, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur.
Berdasarkan informasi dari ketua RT setempat bernama Iwang Rahmat, tidak ada nama Dulmatin atau Joko Pitono atau Yahya Ibrahim, tercatat dalam data warga. "Dari data tidak ada. Warga sekitar juga tidak mengenal nama itu," ujar Iwang Rahmat, Kamis 11 Maret 2010.
Dari penelusuran, sejumlah penghuni kontrakan yang tinggal di kawasan tersebut juga tidak kenal atau mendengar nama Dulmatin atau Joko Pitono atau Yahya Ibrahim.
Dari keterangan pers, polisi memastikan telah menembak mati Dulmatin di Pamulang, Tangerang, Selasa 9 Maret 2010. Dulmatin adalah gembong teroris di balik peristiwa Bom Bali I 2002. Dulmatin melarikan diri ke Filipina Selatan pada 2003, untuk menghindari kejaran aparat.
Diduga kembali ke Indonesia lebih dari setahu lalu, Dumlatin akhirnya tewas dalam penggerebekan di Warnet Multiplus Pamulang. Dulmatin bukan orang sembarangan di jaringan Jamaah Islamiyah dan kemampuannya lebih mumpuni dalam hal perakitan senjata ketimbang Dr Azahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar