Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan awal April 2010 nanti di Bali diperkirakan mengokohkan kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum. Menurut pengamat politik M Qodari, PDIP berada di antara dua pilihan paradoksal yang akhirnya membuat Megawati kembali duduk di kursi yang sama.
"Mega itu fungsinya dua," kata Direktur Eksekutif Indobarometer itu, Rabu 24 Maret 2010. "Fungsi pertama, keluar dan kedua, ke dalam," ujarnya melalui telepon.
Fungsi keluar, Megawati menjadi semacam vote getter yang menarik masyarakat memilih PDIP. Fungsi pertama ini, terlihat ada penurunan dari Pemilu ke Pemilu. "Daya tarik Megawati menurun, walaupun tetap signifikan," katanya.
2014, posisi vote getter ini diprediksi semakin melemah. Pemilih tua, yang mengingat jasa Soekarno, sudah mulai menghilang. Kemudian pemilih yang mengingat peran Megawati dalam Reformasi juga semakin kehilangan kepercayaan. "Kemudian pemilih baru yang tak punya ingatan mengenai Megawati tentu sulit diraih," kata Qodari.
Namun posisi vote getter ini paradoksal dengan posisi kedua, sebagai pemersatu PDIP. "PDIP ini sejarahnya adalah partai fusi, nasionalis. Untuk figur pemersatu, saya lihat belum ada yang menggantikan Mega," kata Qodari.
Jika kembali Mega ditaruh sebagai Ketua Umum, Qodari memprediksi PDIP akan kesulitan mencari figur calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 nanti. Kalau pun disiapkan calonnya dalam bentuk kursi Wakil Ketua Umum, namun Qodari menilai, hal itu tak menjawab.
"Saya khawatir, malah muncul dualisme kepemimpinan," kata Qodari. Jadi, Qodari menyarankan, figur-figur baru itu tetap dimunculkan secara wajar saja, sesuai bidang masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar