Harga minyak mentah untuk perdagangan Asia tetap bertengger di level US$81 per barel kendati sedikit turun. Para investor sedang mengamati pasar ekuitas dan data stok minyak mentah pada pekan ini sebagai katalis perdagangan.
Berdasarkan transaksi elektronik dari bursa New York, Selasa siang waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk kontrak Mei sedikit melemah 10 sen menjadi US$81,50 per barel. Dalam transaksi langsung di New York dini hari tadi, harga minyak sempat menguat 63 sen menjadi US$81,60 per barel.
Harga minyak berada di kisaran US$80-an sepanjang pekan lalu karena investor mencari tahu petunjuk mengenai kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan permintaan konsumen.
Pialang minyak sering mengamati pasar saham sebagai penentu keseluruhan sentimen investor, dan indeks harga saham industri Dow Jones menguat 0,4 persen ke level tertinggi dalam 17 bulan terakhir, penguatan kesembilan dalam sepuluh hari belakangan. Sebagian besar indeks saham Asia menguat hari ini.
"Koreksi harga minyak akan sangat sulit bertahan dengan pasar saham yang menguat," tulis Ritterbusch and Associates dalam sebuah laporan. "Kami perkirakan harga minyak akan berada di zona US$80 dan US$82," lanjutnya.
Para pialang juga akan mempertimbangkan survei stok minyak AS dari American Petroleum Institute hari ini dan juga dari Energy Information Administration, Departemen Energi AS pada Rabu besok. Sementara itu, harga minyak mentah Brent turun 8 sen ke level US$80,46 per barel di bursa London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar