Anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid menilai aksi demo untuk menolak kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama adalah suatu hal yang wajar. Demo itu, kata dia, sebagai cara menagih janji pidato Obama untuk memperbaharui pola hubungan Amerika dengan dunia Islam.
"Demo itu bisa dimaknai sebagai bagian dari mekanisme menagih realisasi janjinya," kata Hidayat di DPR, Jakarta, Rabu 17 Maret 2010.
Oleh karena itu, Hidayat meminta agar pemerintah sebaiknya tidak beranggapan negatif terhadap demonstrasi tersebut. "Apa yang telah disuarakan mereka itu harus dimaknai secara konstruktif," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, pemerintah bisa memanfaatkan aksi demo ini sebagai sebuah langkah untuk memantapkan sikap agar janji Obama bisa segera diwujudkan.
"Pemerintah mesti firm atas suatu sikap yang dulu merupakan janji Obama di Kairo mengenai membuka pandangan baru Barat terhadap dunia Islam. Alangkah indahnya bila Obama, bisa menghadirkan realisasi komitmennya itu di Indonesia ini," kata mantan Ketua MPR ini.
Hidayat pun memberikan contoh konkrit realisasi janji Obama itu. "Kalau AS bisa memaksa Israel untuk menghormati seluruh isi perjanjian dalam resolusi PBB, menghormati hak kenegaraan warga Palestina. Kalau itu bisa dilakukan, itu merupakan pintu besar bagi Obama merealisasikan janjinya," tutur Hidayat.
Langkah maju hubungan AS dengan dunia Islam pun bisa dilakukan dengan cara keanggotaan Dewan Keamanan PBB yang lebih representatif terhadap dunia Islam seperti wakil dari negara Timur Tengah dan Afrika.
Demikian pula halnya dengan hak veto. Menurut Hidayat, sebagai negara adikuasa yang mempunyai hak veto di PBB, Amerika bisa menghilangkan agar hak itu dihilangkan demi mulai menghadirkan pola hubungan yang lebih adil bagi dunia Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar