Tersangka teroris, Dulmatin dipastikan tewas dalam penggerebekan di Pamulang, Tangerang, Selasa 9 Maret 2010. Jasadnya kini masih terbujur di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Menurut informasi, keluarga Dulmatin akan mengunjungi RS Polri hari ini.
Keluarga Dulmatin -- istrinya, Istiadah dan enam anaknya tidak ada di rumahnya di RT 03 RW 06, Tulahan, Godog, Pulokarto, Sukoharjo.
"Semalam sekitar pukul 19.30, habis Isya, ada mobil Kijang Innova, berplat nomor AD, menjemput Istiadah dan anak-anaknya," kata Parjan, tetangga keluarga Dulmatin, Kamis 11 Maret 2010.
"Mobil itu menjemput di depan rumah, hanya sebentar, setelah Istiadah dan anak-anaknya masuk, langsung pergi," tambah Parjan.
Saat ini, kondisi rumah keluarga Noordin nampak lengang. Ketika salah satu petugas Polsek setempat memeriksa, di rumah itu hanya ada seorang yang ditugasi menunggu rumah.
Dulmatin memiliki enam anak dari perkawinannya dengan Istiadah. Anak bungsunya, Nusaibah lahir di Mindanao 10 Oktober 2003.
Dulmatin adalah gembong teroris di balik peristiwa Bom Bali 1 2002. Dulmatin melarikan diri ke Filipina Selatan pada 2003, menghindari kejaran aparat.
Diduga kembali ke Indonesia lebih dari setahu lalu, Dumlatin akhirnya tewas dalam penggerebekan di Warnet Multiplus di Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa 9 Maret 2010.
Menurut Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Dulmatin bukan orang sembarangan di jaringan Jamaah Islamiyah.
Kemampuan pria berjuluk 'genius' itu bahkan lebih mumpuni dalam hal perakitan senjata ketimbang Dr Azahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar