Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum dapat memastikan apakah mereka akan memberikan hadiah sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp 93 miliar kepada Kepolisian Indonesia (Polri) atas keberhasilan menewaskan buron teroris internasional, Dulmatin.
"Memang ada hadiah yang dijanjikan, tapi saya tidak tahu apakah bisa diberikan di kasus ini," ujar Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron R. Hume setelah kuliah bersama mengenai demokrasi di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, Kamis, 11 Maret 2010.
Pemerintah AS menawarkan uang sebesar US$ 10 juta atau setara Rp 93 miliar bagi siapa yang bisa memberikan informasi yang bisa menggiringnya ke tahanan. Amerika Serikat mendeskripsikan Dulmatin sebagai 'spesialis perakit bom yang pernah menjalani pelatihan di kamp Al Qaeda di Afganistan.'
Hume mengatakan hadiah uang itu dijanjikan kepada warga biasa yang membantu penangkapan. Menurut Hume, memberikan hadiah itu kepada Kepolisian Indonesia akan mengundang komplikasi tersendiri. Pasalnya, petugas kepolisian hanya melakukan tugasnya. "(Pemberian uang hadiah)itu akan mengundang banyak pertanyaan lagi," kata dia.
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol.) Bambang Hendarso Danuri memastikan bahwa salah satu teroris yang tewas tertembak dalam penyergapan di Pamulang, Selasa kemarin, adalah Dulmatin.
Dulmatin merupakan buronan internasional yang dicari karena perannya merancang Bom Bali I yang menewaskan 202 orang pada 2002 silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar