Advertisement

Page Ranking Tool

Kamis, 11 Maret 2010

Dikira Berantem, Mak Sipit Coba Lerai Densus

Cerita soal teroris di Gang Asem, Jalan Setiabudi, Pamulang, Tangerang Selatan, terus bergulir. Setiap orang punya cerita sendiri. Kalau polisi meyakinkan sengaja menembak mati para teroris karena mereka melepaskan tembakan ke aparat, warga juga meyakinkan tidak ada baku tembak dalam penyergapan itu.

Kalau perlawanan secara fisik memang ada. Rosiana (42) menyaksikan langsung penyergapan yang dilakukan Densus terhadap salah satu pengawal Dulmatin.

Teroris bercadar yang duduk di boncengan motor Suzuki Thunder biru sempat lari ke arah warung mertuanya, Mak Sipit, yang hanya berjarak beberapa meter saja. Kebetulan di warungnya hanya ada dia yang sedang menggendong anaknya, Umam (9 bulan), dan Mak Sipit yang sedang memarut kelapa.

"Dia lari ke arah sini, nabrak meja terus nyungsep. Langsung gulat sama yang ngejar. Mak (Mak Sipit) gemeteran, kita hanya 2 meteran. Mak teriak-teriak minta saya memisahkan karena dikira orang lagi berantem," kata Rosiana kepada VIVAnews, Kamis 11 Maret 2010.

Rosiana saat itu tidak mengira orang bercadar hitam dengan jubah dan celana gombrong didalamnya adalah pria. Namun sewaktu bergulat dengan aparat, cadar yang menutupi wajah teroris terungkap dan ia melihat sosok laki-laki.

Untuk melumpuhkan pengawal Dulmatin ini, aparat Densus kemudian melontarkan tembakan sebanyak lima kali. "Saya tidak melihat yang bercadar menembak," kata Rosiana. Begitu aparat melepaskan tembakan, Mak Sipit gemeteran. Bekas tembakan aparat masih terlihat di lantai semen warung Mak Sipit. Ada lima lubang dengan jarak berdekatan yang kini ditutupi dengan selembar kertas koran.

Yang disesalkan Rosiana adalah sikap aparat yang tidak memberi peringatan kepada warga sebelum penyergapan dilakukan. Baru setelah penyergapan dia dan keluarganya diminta menyingkir karena dikhawatirkan ada bom.
Semula diduga orang bercadar yang ditembak mati aparat adalah sosok perempuan. Namun ternyata salah satu pengawal Dulmatin yang menyaru sebagai perempuan. Dua pengawal Dulmatin yang ditembak mati di Gang Asem adalah Ridwan dan Hasan Noor. Sedangkan Dulmatin yang terlibat  aksi Bom Bali I ditembak mati dalam penyergapan di warung internet Multiplus yang jaraknya 2 km dari Gang Asem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar