Advertisement

Page Ranking Tool

Kamis, 11 Maret 2010

Polri Gandeng PPATK Usut Aliran Dana Dulmatin

Dulmatin alias Yahya Ibrahim alias Mansyur alias Fahri Ardiansyah orang yang diduga berperan mempersiapkan pelatihan militer di Aceh, juga berperan membeli persenjataan amunisi, dan mendanai kegiatan militer.

Menurut Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Densus 88 mendapatkan aliran dana senilai Rp 500 juta, yang hingga kini belum terungkap darimana asal dana tersebut.

"Aliran dana senilai Rp. 500 juta dan ada yang lainnya, sedang kami telusuri darimana ini semua, kami proses sidik. Tidak bisa diungkapkan," kata Kapolri, Rabu 11 Maret 2010.

Namun demikian, Mabes Polri akan terus mengungkap melalui jaringan dengan bekerjasama dengan instansi terkait seperti PPATK, sejumlah bank dan lainnya seperti jasa antar kirim barang.

"Apakah dana Rp 500 juta dari hasil cara kekerasan atau merampok, masih kami telusuri melalui bank, dan kita juga akan melibatkan instansi terkait salah satunya PPATK," ujar Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol. Ito Sumardi kepada wartawan di Jakarta, Kamis 11 Maret 2010.

Seperti diketahui, Dulmatin berhasil diketahui keberadaanya setelah beberapa pelaku teroris yang berhasil ditangkap Polri di Aceh mengungkap keberadaannya sebagai sentral aksi terorisme di Aceh.

Dulmatin dikatakan Kapolri memiliki kemampuan merakit bom di atas Dr. Azahari, teroris yang tewas diberondong peluru di Batu, Malang, 2005 silam. Dia (Dulmatin) ahli dalam merakit bom jarak jauh (circuit bom). Hal itu dikuatkan dengan barang bukti yang didapat Polri dari penindakan atas Dulmatin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar