Selain menggerebek Warnet Multiplus di Ruko Pamulang, Detasemen Khusus 88 Antiteror juga menangkap seorang perempuan yang sedang creambath di Salon Rinova, yang selisih dua ruko dari Multiplus.
Umik (29), kapster Rinova, menceritakan detik-detik penggerebekan polisi di salonnya.
"Saat kejadian kebetulan lagi sepi. Ada tujuh kapster dan satu pelanggan wanita yang ditangkap sedang dilayani di lantai bawah," kata dia ketika ditemui VIVAnews, Kamis 11 Maret 2010.
Tiba-tiba terdengar beberapa kali suara tembakan dari arah Multiplus. "Keras sekali suara tembakan, ada beberapa kali. Kami mikir ada perampokan, kami lalu melongok ke luar," kata Umik.
"Di luar tiba-tiba ada beberapa pria berseragam Densus," tambah dia. Tahu dari mana mereka Densus 88? "Itu seragamnya serem, cuma kelihatan mata doang," jawab Umik.
Lalu, tiba-tiba ada satu intel masuk ke dalam salon. Semua kapster diminta keluar, yang tertinggal hanya pelanggan tersebut.
"Perempuan itu digiring, dibawa intel. Saat itu wanita itu dilayani Maya, Maya melihat perempuan ditodong senjata laras pendek lalu dibawa keluar," ungkap Umik. Perempuan itu tak berontak.
Sesaat kemudian, dari dalam warnet ada seorang pria ke luar. "Dia dikejar polisi, karena berontak diinjak-injak, diborgol, lalu dibawa ke dalam mobil," kata Umik.
Pria itulah yang memberi tahu polisi keberadaan perempuan di salon. "Istri, istri saya ada di salon," kata Umik, menirukan teriakan lelaki itu.
Siapa identitas pelanggan perempuan itu, Umik dan teman-temannya mengaku tak tahu. "Dia datang untuk pertama kali, itupun belum selesai [creambath], belum bayar lagi," kata dia.
Di Warnet Multiplus yang ada dekat Rinova, polisi menembak mati tersangka teroris Dulmatin. Di lokasi lain, di Gang Asem, Jalan Setiabudi, Pamulang polisi menembak dua pengawal Dulmatin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar