Harga minyak mentah di bursa New York berhasil kembali tembus ke level US$81/barel. Kenaikan ini berkat berlanjutnya reli di pasar saham Wall Street dan melemahnya kurs dolar.
Menurut laman harian The Wall Street Journal, harga minyak light sweet untuk kontrak April, yang diperdagangkan untuk kali terakhir pada Senin sore waktu New York (Selasa dini hari WIB), naik 57 sen (0,7 persen) menjadi US$81,25/barel. Sedangkan harga untuk kontrak Mei, yang mulai berlaku, naik 63 sen (0,8 persen) menjadi US$81,60/barel. Di bursa London, harga minyak Brent naik 66 sen (0,8 persen) menjadi US$80,54/barel.
Dalam sesi perdagangan pagi di New York, harga minyak tadinya sempat tersungkur hingga mencapai US$78,57/barel, atau rekor terendah dalam pekan terakhir. Namun, harga kemudian bangkit dan terus menguat setelah para investor mendengar sentimen positif di lantai bursa saham atas sikap DPR yang menyetujui Rancangan Undang-undang Layanan Kesehatan di AS. Harga kian menguat setelah muncul data melemahnya kurs dolar atas euro.
Para investor sebelumnya was-was melakukan transaksi kontrak minyak, yang dipandang sebagai komoditas yang terlalu berisiko di tengah kekhawatiran bahwa naiknya tingkat suku bunga secara tiba-tiba oleh Bank Sentral di India dan belum pastinya penyelesaian krisis utang di Yunani.
Selain terpengaruh situasi di pasar ekuitas dan kurs dolar, para investor kini menunggu laporan mingguan persediaan minyak di AS, yang akan resmi diumumkan Rabu esok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar