Advertisement

Page Ranking Tool

Minggu, 21 Maret 2010

Harga Minyak Tergelincir dari US$82/barel

Harga minyak mentah untuk perdagangan Asia melemah menjadi di bawah US$82 per barel setelah mengalami reli selama sebulan penuh yang dipicu oleh kabar-kabar positif mengenai perekonomian Amerika Serikat. Penurunan harga terjadi sebagian akibat penguatan dolar atas yen.

Berdasarkan transaksi elektronik dari bursa di New York, Jumat siang waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk stok April turun 26 sen menjadi US$81,94 per barel. Dalam transaksi langsung di New York dini hari tadi, harga minyak sudah turun 73 sen menjadi US$82,20 per barel.
Di bursa London, harga minyak Brent turun 22 sen menjadi US$81,26 per barel.
Harga minyak mentah sempat menguat tajam menuju US$83 per barel awal pekan ini dari level US$69 awal bulan lalu atas ekspetasi bahwa lemahnya permintaan konsumen pada akhrinya akan tertutupi oleh peningkatan ekonomi AS.

Beberapa analis mengatakan, kecemasan investor bahwa rendahnya suku bunga dan stimulus ekonomi pemerintah bisa menimbulkan inflasi akan membantu menjaga harga minyak mentah dari pelemahan berlarut-larut.

"Minyak mendapat dukungan besar dari ketakutan akan terjadi inflasi dan menguatnya indeks Dow Jones," kata Sander Capital dalam sebuah laporan. "Pekan depan, harga minyak akan berada di atas level US$80," lanjutnya.

Indeks harga saham industri Dow Jones menguat 0,4 persen pada Kamis kemarin. Peningkatan tersebut merupakan penguatan kedelapan indeks Dow Jones selama berturut-turut.
Sementara itu, dalam perdagangan valuta, kurs dolar atas yen menguat dari 90,35 yen menjadi 90,43 yen per dolar. Namun dolar terpukul oleh euro, dari US$ 1,3603 menjadi US$1,3620 per euro. (Associated Press)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar