Advertisement

Page Ranking Tool

Senin, 22 Maret 2010

Letusan Gunung di Islandia Ganggu Penerbangan

Sebuah gunung berapi di selatan Islandia meletus untuk kali pertama dalam hampir 200 tahun terakhir. Letusan itu berlangsung sejak Sabtu jelang tengah malam waktu setempat.

Erupsi gunung berapi Eyjafjallajokull (baca: AYA-feeyapla-yurkul) yang berlokasi di dekat glasier dengan nama sama, mengeluarkan abu dan lava cair ke udara.

Para ilmuwan mengatakan, letusan gunung tersebut masih relatif tidak membahayakan dan tidak ada ancaman terhadap kemungkinan glasier akan mencair dan menimbulkan banjir di sekitar lokasi gunung berapi.

Tayangan televisi menunjukkan lava mengalir di sepanjang retakan glasier. Akibat erupsi, berbagai penerbangan dibatalkan karena ancaman debu dari gunung berapi. Otoritas penerbangan Islandia (ICAA) memerintahkan pesawat untuk menjaga jarak minimum 120 mil nautikal dari gunung berapi itu karena jarak pandang yang terbatas di beberapa wilayah.

Semua penerbangan domestik dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Tiga penerbangan ke Islandia dari Seattle, Boston, dan Orlando, Florida, Amerika Serikat, yang sedianya terbang ke bandara Keflavik di Reykjavik berputar kembali ke Boston, sehingga 500 penumpang terpaksa menunggu hingga penerbangan berlangsung normal.

Sedangkan penerbangan ke Stockholm, London, Amsterdam dan Frankfurt dijadwalkan pada hari Minggu, tetapi hanya satu penerbangan ke Oslo. Maskapai penerbangan diperkirakan akan membatalkan sebagian besar penerbangan sepanjang Minggu.

Setelah survei, para ilmuwan menyimpulkan bahwa erupsi terjadi di dekat sebuah glasier di lokasi yang tidak memiliki es. Namun, otoritas mengirim pesan telepon pada 450 orang di desa pertanian Hvolsvollur dan desa nelayan Vik, sekitar 160 kilometer tenggara ibukota Reykjavik dan meminta mereka segera mengungsi.

Status darurat diberlakukan meski tidak ada laporan kerusakan atau korban. Pusat-pusat pengungsian didirikan di dekat kota Hella, tetapi warga sudah kembali ke rumah masing-masing kemarin. Ilmuwan mengatakan, sulit memprediksi apa yang akan terjadi berikutnya. Seperti gempa bumi, sulit memprediksi waktu tepat terjadinya erupsi vulkanik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar