Advertisement

Page Ranking Tool

Jumat, 12 Maret 2010

Matahari Tak Tinggalkan Bisnis Ritel

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) memastikan perusahaan masih akan tetap bertahan di bisnis ritel kendati berencana melepas salah satu penyumbang pendapatan terbesarnya, PT Matahari Departemen Store (MDS).

"Matahari sendiri yakin tetap di retail business," kata Direktur Utama Matahari Putra Prima Benjamin J Mailool di kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Jalan Wahidin, Jakarta, Kamis 11 Maret 2010.

Menurut Benjamin, bisnis ritel Matahari akan dikembangkan melalui salah satu gerai serba ada yang dimilikinya yaitu Hypermart. Untuk mengembangkan perusahaan tersebut, Matahari berencana menggelontorkan dana sekitar Rp 900 miliar yang berasal dari penjualan MDS kepada lembaga investasi CVC Capital Partners.

Penjualan MDS kepada CVC ditaksir mencapai Rp 7,2 triliun. Dari hasil penjualan tersebut, Matahari akan mengantongi dana tunai senilai Rp 5,3 triliun dan sisanya berupa kepemilikan saham serta waran.

Uang tunai senilai Rp 5,3 triliun tersebut direncanakan untuk pengembangan Hypermart sebesar Rp 900 miliar, pelunasan pinjaman (bank loan reduction) sebesar Rp 3,4 triliun dan pembagian dividen senilai Rp 1 triliun.

"Percepatan pelunasan pinjaman tersebut akan mereduksi beban bunga minimal Rp 400 miliar per tahun," katanya.

Dalam pengembangan Hypermart, Matahari berencana membangun 10-20 toko baru per tahun, serta sarana infrastruktur, pengembangan informasi dan teknologi, serta penambahan modal kerja.

Keputusan Matahari untuk tetap bertahan di bisnis ritel didasarkan pada prospek bisnis eceran yang masih prospektif, situasi sosial politik di Tanah Air yang kondusif, serta prospek Hypermart yang masih besar.

Terkait pertemuan manajemen Matahari dengan Bapepam-LK, Benjamin mengungkapkan otoritas pasar modal tersebut meminta agar perusahaan memberikan keterbukaan informasi mengenai rencana bisnis Matahari ke depan, serta penggunaan dana dari hasil penjualan MDS.

Matahari menilai pihaknya tidak mengorbankan MDS untuk dijual kepada CVC dan lebih memilih mengembangkan Hypermart. Sebab, perusahaan masih memiliki sekitar 27,5 persen saham MDS setelah perusahaan tersebut dilepas.

Hingga saat ini Matahari belum bisa memastikan waktu pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk meminta persetujuan penjualan MDS. Saat ini, manajemen masih berkonsentrasi untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui keterbukaan informasi.

"Yang penting persetujuan pemegang saham dulu, baru nanti akad transaksinya. Sekarang ini keterbukaan, izin RUPS, lalu closing, dan terakhir meminta persetujuan," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar