Advertisement

Page Ranking Tool

Senin, 29 Maret 2010

Pensil untuk Ujian Nasional Diberi Doa

Beragam cara ditempuh siswa SMP/MTs di Probolinggo yang pagi ini mulai Senin (29/3) pagi tadi menghadapi UN. Selain rajin belajar, bimbingan belajar, try out Unas, hingga istighosah (berdoa).

Selain itu ada usaha khusus yang ditempuh para murid SMP dan MTs di lingkungan Pesantren Assulthon, Kel. Triwung Kidul, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo. Dua hari menjelang Unas, Sabtu (27/3) malam, pengasuh Pesantren Asulthon, KH Nur Hasan dan istrinya, Nyai Hj Siti Aisyah melakukan “ritual” khusus. Keduanya mendoai pensil yang akan digunakan para siswanya untuk mengerjakan soal-soal Unas.

Pembacaan doa tersebut dilakukan di pesantren tersebut selama sekitar satu jam. Sekitar 50 santri juga mengikuti pembacaan doa bagi pensil-pensil itu.

Caranya, satu per satu para santri yang juga siswa SMP dan MTs di lingkungan pesantren itu menyerahkan pensilnya kepada Kiai Nur Hasan dan Nyai Aisyah. Dimulai dari santri putri, yang menyerahkan pensilnya kepada Nyai Aisyah. Selanjutnya pensil diberikan kepada Kiai Nur Hasan untuk diberi doa.

Kiai Nur Hasan tampak khusyuk membacakan doa sambil meletakkan pensil itu di dekat mulutnya yang komat-kamit. Setelah itu giliran santri putera yang menyerahkan pensil-pensilnya kepada Kiai Nur Hasan, untuk selanjutnya diserahkan kepada Nyai Aisyah, untuk didoai.

Usai pembacaan doa bagi pensil-pensil tersebut, para santri berdoa bersama. Intinya, mereka memohon kepada Allah agar diberi kelancaran dalam mengerjakan soal-soal Unas.

Salah seorang santri, Muhammad Ali mengatakan, setelah belajar keras gilirannya menggantungkan harapan kepada Allah melalui doa. ”Semoga kami semua bisa lulus 100 persen,” ujarnya.

Ali menambahkan, ketenangan mental dalam menghadapi Unas merupakan bekal utama. ”Dan itu bisa dilakukan dengan melalui doa termasuk doa bersama,” ujarnya.

Sementara itu Nyai Aisyah mengatakan, dalam menghadapi Unas tidak hanya usaha lahir, tetapi juga upaya batin perlu disiapkan bagi para siswa.”Selain melalui pelajaran tambahan, para siswa juga menggelar istighosah, tahajud, hingga doa seperti ini,” ujarnya.

Di antara upaya batin itu, kata Nyai Aisyah, dengan cara mendoai pensil yang akan digunkan Unas. ”Tahun lalu siswa kami lulus 100 persen, mudah-mudahan pada Unas kali ini juga demikian,” ujarnya.

Kiai Nur Hasan menambahkan, tidak hanya santri Pesantren Assulthon yang meminta pensilnya didoai.”Banyak juga siswa dari luar daerah yang ke sini meminta pensilnya didoai,” ujarnya.

Ditanya dari mana saja para murid yang antre pensilnya didoai, Kiai Nur Hasan menyebutkan, di antaranya dari Lumajang, Jember, Pasuruan, dan Kab. Probolinggo. “Namanya orang meminta tolong, saya sebagai kiai tentu saja mendoakannya,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar