Penyergapan dan penembakan teroris di Pamulang, Selasa, membuat warga yang menyaksikan peristiwa tersebut mengalami trauma. Misalnya yang terjadi pada Aci, 23 tahun, kapster salon Rinova yang terletak di sebelah warung internet Multiplus, Jalan Siliwangi.
Aci mengatakan dua hari sejak peristiwa itu, dirinya masih sering ketakutan. Saat melayani pelanggan, dia sering melongok ke jendela karena khawatir peristiwa itu terulang.
"Kalau ada arwah gentayangan Dulmatin, saya nggak takut tapi saya takut kalau peristiwa itu terjadi lagi di depan mata saya," kata dia kepada VIVAnews, Kamis, 11 Maret 2010.
Aci menceritakan ketika peristiwa terjadi, dia dan teman-temannya sesama kapster sedang beristirahat dari melayani pelanggan. Tiba-tiba dia mendengar suara senapan yang memekakkan telinga dari rumah toko (ruko) di sebelah kiri salon.
Kemudian, saat melihat ke teras salon, Aci melihat anggota Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 berseragam lengkap. Seorang anggota Densus masuk ke dalam salon meminta seluruh pegawai keluar karena ada bom.
"Diperintahkan seperti itu, saya langsung lari sekencang-kencangnya ke pinggir jalan sambil menenteng sandar, biar larinya cepat," ujar Aci. Salon kemudian ditutup dan baru dibuka keesokan harinya.
Pengalaman sama dialami Rosiana, saksi penembakan di Gang Asem, Jalan Setiabudi. Rosiana mengaku menyaksikan langsung pergumulan antara anggota Densus 88 dengan teroris dari jarak dua meter. Pergumulan yang diakhiri dengan penembakan ini terjadi di teras warung milik Rosiana.
Peristiwa itu membayangi pikirannya hingga ia sulit tidur. "Setelah kejadian itu saya jadi susah tidur, terkadang seperti mendengar kegaduhan orang berantem seperti kemarin padahal tidak ada," kata Rosiana.
Saat kejadian, Rosiana sedang menggendong cucunya, Umam, yang berusia sembilan bulan. Sejak peristiwa itu, Rosiana mengatakan Umam kerap terlihat gelisah. Rosiana berharap jika ada penggerebekan lagi, akan ada peringatan terlebih dahulu kepada warga sekitar.
"Saat kejadian, yang ada di situ, saya bersama mertua dan cucu. Untung mertua saya nggak jantungan, kalau iya, dia sudah lewat," ujar dia.
Hingga saat ini, Rosiana mengaku tidak ada permohonan maaf dari Kepolisian. Rosiana mengatakan polisi hanya meminta warga untuk mengungsi dan saat penggerebekan sudah selesai dan olah TKP selama beberapa jam, mereka langsung pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar