Advertisement

Page Ranking Tool

Kamis, 18 Maret 2010

SBY Khawatirkan SDA Picu Konflik Global

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tantangan geopolitik global saat ini bukan lagi bermotif ideologi, agama, atau penguasaan teritori. Tetapi berganti menjadi sumber daya alam, seperti makanan, energi, dan air.

Menurutnya ancaman itu merujuk pada penduduk bumi yang kini mencapai 6,6 miliar dan masih akan terus bertambah, sehingga memerlukan sumber kehidupan. Kaum menengah dengan gaya hidup yang boros memerlukan sumber kehidupan, sehingga permintaan energi bertambah.

"Apa yang saya sebut food, energi, water (FEW) security, ini sangat penting, saya khawatir jika dunia gagal mengatasi dan mengelola kemungkinan terjadinya benturan kepentingan dalam pencarian penguasaan FEW bisa menyulut konflik baru di tingkat global," kata dia ketika membuka seminar internasional Kementerian Pertahanan RI di Istana Negara Jakarta Rabu 17 Maret 2010.

Seminar itu diadakan dalam rangka peringatan satu tahun berdirinya Universitas Pertahanan Indoensia. Tema yang dibahas adalah Indonesia Towards 2025: Geopolitical and Security Chalenges- Focus on Economy, Natural Resources and Energy Aspects.

Dalam pembukaan seminar itu, Yudhoyono menitipkan empat pesan dalam menghadapi tantangan global ke depan. Menurutnya, untuk menghadapi masa depan diperlukan kesadaran baru dan tanggung jawab bersama dari bangsa dunia termasuk kesetiaan untuk membangun gaya hidup lifestyle yang pro keselamatan bumi.

Kedua, diperlukan teknologi penguasaan dan penggunaan teknologi yang mampu mengatasi berbagai permasalahan global termasuk makanan, energi, dan air.

Ketiga, diperlukan kerjasama dan kemitraan global yang lebih efektif, termasuk kebijakan koordinasi dan aksi kolektif. Keempat, jika memang ada benturan kepentingan jangan terlalu mudah untuk menggunakan kekuatan militer.

"Kalau itu terjadi umat manusia akan kalah 2 kali, sudah kesulitan, tragedi peperangan yang menimbulkan kesengsaraan umat manusia" katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar