Advertisement

Page Ranking Tool

Senin, 22 Maret 2010

Harga MInyak Dekati Ambang Bawah US$80

Harga minyak mentah untuk perdagangan Asia awal pekan ini melemah hingga mendekati ambang bawah US$80/barel. Penurunan itu mengikuti anjloknya harga dalam transaksi di New York Jumat pekan lalu.

Berdasarkan transaksi elektronik dari bursa New York, Senin sore waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk kontrak April turun 59 sen menjadi US$80,09 per barel. Pada transaksi langsung di New York Jumat pekan lalu, harga minyak sudah anjlok US$1,52 menjadi US$80,68 per barel.

Harga minyak mengalami naik turun antara US$70 dan US$85 hampir sepanjang sembilan bulan terakhir bersamaan dengan pemulihan ekonomi global dari resesi tahun lalu.

Pekan lalu, harga minyak menguat ke level US$83 per barel dari US$69 awal bulan lalu karena ekspetasi bahwa permintaan konsumen akan mulai meningkat. Namun, stok minyak mentah Amerika Serikat justru terus meningkat dalam beberapa pekan belakangan.

"Ketidakpastian stok terus berlanjut dan itu menyulitkan minyak untuk bertahan di atas level US$80," kata Victor Shum, analis energi biro konsultan Purvin & Gertz. "Permintaan global perlahan pulih, tetapi masih rapuh," lanjut Shum.

Sementara itu, menurut survei dari Platts, permintaan minyak mentah dari China, konsumen terbesar kedua di dunia, Januari lalu meningkat 17 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Harga-harga minyak pada tahun ini juga mendapat dukungan dari rendahnya tingkat suku bunga dan penggunaan komoditas seperti minyak sebagai aset oleh investor. Sementara itu, harga minyak Brent turun 25 sen menjadi US$79,63 per barel di bursa London.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar