Advertisement

Page Ranking Tool

Senin, 22 Maret 2010

Rampak Gendang, Promosi Indonesia di Lebanon

Musik tradisional rampak gendang oleh tim seni Indonesia di Lebanon dan pertunjukan jurus karate oleh anggota Kontingen Garuda (Konga) TNI Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengundang decak kagum ratusan penonton kompetisi Karate di Lebanon, akhir pekan lalu. Kompetisi Kyokushin Kai internasional yang bertajuk “Pertemuan Para Pahlawan” (The Heroes Meeting) tersebut diselenggarakan di sasana serbaguna balai budaya dan olah raga TrĂ­poli di Lebanon Utara.

Indonesia hadir sebagai satu-satunya tim yang diberi kesempatan pada acara pembukaan mementaskan rampak gendang dan unjuk kemahiran penguasaan ilmu bela-diri asal Jepang tersebut. “Selain Indonesia, kompetisi kyokushin kai juga diiikuti oleh para atlet nasional dari beberapa negara seperti Kuwait, Jerman dan tuan rumah Lebanon," kata ketua panitia Bader Hassoun dalam sambutan pembukanya, seperti dikutip dari rilis KBRI Lebanon yang diterima VIVAnews, Senin 22 Maret 2010.

"Jumlah semua atlet berpartisipasi mencapai 46 orang dan dibagi ke dalam beberapa kelas pertandingan berdasarkan berat badan.”

Rampak gendang oleh tim dari staf KBRI dan mahasiswa Indonesia di Lebanon awal acara mampu membangkitkan semangat penonton dan para petarung yang akan berlaga. Begitu pula kekompakan dan ketangkasan anggota tim karate ‘anak-anak’ Indonesian Battalion – Konga dalam memperagakan jurus-jurus ‘kata’ dan atraksi perkelahian tangan kosong yang mempertontonkan adegan bantingan, pukulan, tendangan, salto dan lompatan tinggi memukau para penonton dan peserta dari negara lain. Bahkan di akhir pertunjukan, ratusan penonton yang memadati aula memberikan tepuk tangan sambil berdiri (standing ovation).
   
Penampilan tim Indonesia berikutnya adalah partisipasi tiga orang anggota pasukan Konga pada pertarungan bebas (free fighting) Kyokushin kai di tiga kelas berbeda. Semangat sportivitas dan persahabatan yang ditampilkan para petarung Indonesia menghadapi lawan dari Lebanon sangat terasa dan efektif merebut ‘hati’ penonton.

“Hal ini dikarenakan para petarung Indonesia tampil tidak dengan emosi yang berlebihan dan tidak menargetkan juara, melainkan hanya untuk semangat kebersamaan dan persahabatan,” ungkap Ahmad Syofian, Sekretaris 3 Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Beirut yang mendampingi tim.

“Karenanya meskipun yang dihadapi adalah tuan rumah, publik Lebanon pada malam itu tidak serta-merta membela atlet dari negaranya, namun juga memberikan semangat kepada para petarung Indonesia,” tambah Ahmad Syofian seraya mengomentari bahwa dukungan dari publik Lebanon seperti ini tidak terjadi pada saat atlet Lebanon menghadapi petarung dari negara lainnya, Kuwait dan Jerman. Meskipun hanya memperoleh juara dua di kelas masing-masing (kelas 70 kg, 75 kg dan 90 kg), ketiga atlet Indonesia yang berpartisipasi tetap merasa bangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar