Advertisement

Page Ranking Tool

Senin, 29 Maret 2010

Peserta Stres, UN Dikawal Satpol PP

Kondisi kelas yang apa adanya membuat siswa III Sekolah Menengah Pertama di Padang, Sumatera Barat yang tengah menjalani Ujian Nasional stres. Tidak hanya panas, suasana bising juga mengganggu konsentrasi siswa sehingga pihak sekolah meminta bantuan satpol PP agar berjaga di hari kedua besok.

Ratusan pelajar SMPN 25 Padang, misalnya. Mereka terpaksa ujian nasional di kelas darurat karena sekolah mereka sudah rata dengan tanah. Dengan kondisi yang serba terbatas, para siswa mengeluhkan bangunan dan bising kendaraan karena kelas darurat didirikan di pinggir jalan.

Menurut salah seorang pelajar yang sempat diwawancarai VIVAnews, sekolahnya saat ini tak ubahnya seperti kandang ayam. "Panas sekali karena kelasnya tidak diberi loteng, panas matahari juga langsung masuk ke kelas," ujar Ihsan, Senin, 29 Maret 2010.

Sebanyak 13 lokal darurat yang dindingnya separuhnya terbuat dari triplek dan kawat ayam ini dibangun di pinggir jalan Beringin Ujung, Kecamatan Padang Utara. Kelas-kelas darurat ini berukuran sekitar 7 X 3 meter beratapkan seng tanpa platform.

Untung saja keluhan mereka terbayarkan karena hari pertama UN, para siswa mengaku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diujikan tidak terlalu sulit. "Soalnya mudah-mudah Bang," ujar Ihsan.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 25 Daswirda mengatakan, tahun ini tercatat sebanyak 245 siswa terpaksa mengikuti UN di lokal darurat. "Selain lokasi yang tidak kondusif, jarak antara ruang pengawas dan panitia ke lokasi ujian cukup jauh," kata Daswirda.

Mushalla sekolah yang masih berdiri dijadikan posko pengawas ujian dan jarak mereka untuk menuju lokal darurat mencapai sekitar 500 meter. Selain itu, para pelajar juga mengeluhkan suasana bising yang mengganggu konsentrasi siswa menyelesaikan soal-soal ujian.

Untuk hari kedua, Daswirda mengatakan, ujian akan dikawal Satpol PP, sehingga jalan di depan lokal tidak bisa dilewati kendaraan. Ini untuk mengurangi bising. Selain di SMP 25, diperkirakan seribuan pelajar terpaksa ujian di lokal darurat karena sekolahnya hancur diguncang gempa 7,9 Skala Richter akhir September 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar